Sudah lama sekali sejak 3 tahun ke belakang tidak menulis blog. Kali ini aku ingin memulai lagi aktivitas menulis di sini. Dan tulisan pertama adalah sesuai judul di atas, tentang bagaimana mencari pekerjaan di Singapura atau di luar Indonesia, setidaknya dari sisi pengalamanku sendiri. Nah, mudah-mudahan bermanfaat untuk kalian semua yang sedang mencari pekerjaan atau melanjutkan karier ke jenjang selanjutnya.
Untuk mengawali tulisan dan sebagai latar belakang, aku sudah kurang lebih 8 tahun bekerja di Singapura sejak tahun 2012. Karierku diawali dari tahun Desember 2006 di Semarang, beberapa bulan setelah wisuda S1 Teknik Informatika. Ketika itu nilai IPK juga enggak bagus-bagus amat, enggak ada pengalaman kerja, apalagi sertifikat keahlian. Tetapi cukup percaya diri karena ketika itu lulus tepat waktu selama 4 tahun, dengan IPK di atas 3.
Kemudian setelah itu dilanjut ke Jakarta tahun 2009 hingga akhirnya pindah ke Singapura hingga sekarang ini.
Konsisten
Konsisten, tips pertama yang paling penting dan itu harus dibangun sedini mungkin! Ketika kalian masuk dunia kuliah, seharusnya kita sudah tahu pasti pekerjaan apa yang nanti bisa kita dapatkan. Misalnya ketika kita mengambil jurusan Akuntansi, maka kita tahu pekerjaan yang mungkin didapat adalah yang berkaitan dengan akuntansi. Sama halnya dengan bidang teknologi informasi, ekonomi, atau bidang-bidang lainnya.
Ketika kalian menempuh bangku kuliah, pembangunan kompetensi pribadi dimulai dari sini. Satu contoh ketika kalian ambil jurusan Akuntansi, tekunilah bidangnya dengan baik seakan-akan kalian siap menjadi akuntan profesional. Semisal di kampus ada program sertifikasi di bidang akuntansi, ambil sertifikasi tersebut yang bisa menambah keahlian kalian.
Setelah lulus meskipun sebenarnya tidak ada aturan baku, tetapi kalian wajib mencari pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi kalian. Karena dari sinilah kalian mulai membangun yang dinamakan experience atau pengalaman pekerjaan. Kebanyakan dari kita mengincar posisi universitas ternama dan mengabaikan jurusan atau program studi yang ditempuh, dengan alasan bahwa universitas ternama itu lebih mudah mencari pekerjaan. Ini mitos!
Sebelum aku masuk kuliah, kalian bisa buat daftar pertanyaan seperti yang aku buat ini secara berurutan:
- Setelah kuliah, aku mau kerja jadi apa ya?
Tolong jangan dijawab “Direktur di perusahaan besar”, “manajer di Bank Indonesia”, “manajer di perusahaan sendiri”, “bekerja di luar negeri”, atau pekerjaan-pekerjaan absurd lainnya. Tips: kalian bisa pilih “Administrasi”, “HR”, “Pembangun Aplikasi”, “Analis Bisnis”, “Arsitek”, “Dokter”, “Pemasaran”, dan pekerjaan-pekerjaan yang lebih spesifik lainnya. - Program studi atau jurusan apa saja yang mendukung pekerjaanku nanti?
Pastikan cari info paling banyak tentang program studi yang bisa mendukung pekerjaan. Pengalamanku untuk bidang IT, itu pun ada begitu banyak program studi di bawah payung Teknologi Informasi. Kalian harus bisa mencari manakah yang paling tepat untuk pekerjaanmu nanti. - Universitas mana yang ada program studi tadi?
Tentu sebaik-baiknya universitas, universitas negeri adalah pilihan terbaik. Di masaku dulu, tidak ada universitas negeri yang menawarkan Ilmu Komputer di kotaku. Universitas swasta pun juga tidak masalah! Tetapi jangan asal memilih dan juga harus diperhatikan akreditasinya, minimal B dari BAN PT. Yang terpenting adalah KAMU, bagaimana kamu belajar di universitas nantinya.
Jawab pertanyaan dari no. 1 hingga 3 secara berurutan, maka kalian sudah mulai satu langkah ke cita-cita kalian. Sayangnya, sebagian dari kita justru menjawab pertanyaan di atas secara terbalik dari no. 3 dulu hingga no. 1. Lebih parah lagi, pertanyaan nomor 1 baru teringat setelah lulus kuliah.
Pasang Target
Tips kedua, penting kalian pasang target. Kalau target besar kalian adalah bekerja di Singapura atau di negara lain, pastikan kalian merencanakan tentang target kecil kalian sebelum meraih target besarnya. Seiring tercapainya target-target kecil ini, kalian harus pasang target-target kecil berikutnya. Salah satu contoh target kecil sewaktu aku masih duduk di bangku kuliah, 2 target utamanya adalah menyelesaikan S1 maksimal 4 tahun, dan mencapai IPK minimal 3.
Tetapi ketika itu, aku enggak pernah terpikir untuk bekerja di Singapura. Target besarku ketika itu adalah bekerja di Jakarta, perusahaan besar ataupun kecil tidak masalah.
Selepas kuliah dan seiring berjalan waktu, target-target kecil tadi terpenuhi. Nah, saatnya tinjau kembali target-target tadi dan pasang target kecil baru sementara masih menjaga target besar di tempatnya. Target berikutnya adalah: bekerja di perusahaan bidang IT sesuai kompetensi (konsisten terhadap jalur kompetensi kita), dan ambil sertifikasi keahlian selama masih mampu.
Aku bukan pribadi yang rajin, juga bukan pintar atau bahkan lulus cum laude, tetapi aku tahu diri bahwa kemampuanku ada batasnya. Ketika pasang target bekerja di perusahaan IT, aku tidak lantas ingin melamar pekerjaan di Jakarta saat itu juga. Sebabnya karena akan ada ribuan orang yang berusaha mendapatkan kursi pekerjaan yang sama di Jakarta, dan masing-masing punya kelebihan. Aku lantas mencoba melamar pekerjaan di perusahaan IT lokal di kota domisili untuk membangun pengalaman pekerjaan terlebih dahulu.
Desember 2006, momen pertamaku bekerja di perusahaan IT, sebagai seorang Pembangun Aplikasi atau Application Developer. Target kecil terpenuhi, saatnya menyasar target kecil lainnya yang belum.
Selain bekerja di perusahaan IT, target kecil yang lain adalah mendapatkan sertifikasi keahlian. Untuk bidang lainnya, kalian bisa mulai dari sertifikasi yang sesuai juga dengan bidang yang kalian tekuni semasa kuliah. Buatku, sertifikasi sebagai Pembangun Aplikasi itu penting, apalagi jika sertifikatnya dikeluarkan oleh perusahaan ternama - salah satu contohnya Microsoft - yang sesuai dengan bidang yang ditekuni.
Jangan Buang Waktu
Ini kaitannya dengan target lulus kuliah maksimal 4 tahun, dan ini bukan main-main! Ketika kita lulus dan mendapatkan pekerjaan, kita sebenarnya sedang membangun resume pekerjaan (CV). Bayangkan ketika kalian lulus kuliah dalam kurun waktu 7 tahun, kalian sebenarnya sedang menorehkan 2 poin tinta buruk di resume pekerjaan.
Pertama, lulus 7 tahun bukanlah hal yang mudah untuk dijelaskan ketika kita melamar pekerjaan. Di Indonesia masih lumrah dan bisa diterima jika ada pelamar yang lulus kuliah dalam kurun 7 tahun, tetapi tidak untuk perusahaan di luar negeri. Jika ini yang terjadi, maka kalian harus permak dengan sertifikasi keahlian dan pengalaman kerja yang cukup.
Kedua, kalian rugi waktu 3 tahun. Semisal waktu itu aku enggak segera lulus, 3 tahun terbuang percuma di bangku kuliah. Secara prinsip, kita membuang 3 tahun tersebut untuk "menabung" pengalaman bekerja. Pengalaman bekerja tersebut cukup berguna ketika kita melamar pekerjaan di Singapura atau negara maju lainnya. Dan yang lebih penting lagi, 3 tahun tadi bisa digunakan untuk menabung untuk modal mencari pekerjaan lebih baik lagi di kota besar atau negara maju.
Hampir semua negara maju, mereka lebih mengutamakan tenaga kerja yang sudah berpengalaman daripada yang baru saja lulus, mengutamakan orang yang punya kompetensi di bidangnya daripada orang "serabutan" (bidang sarjana yang ditekuni dan pengalaman kerjanya enggak konsisten), dan terutama lagi mengutamakan profil karyawan yang baik. Di Singapura sendiri, persaingan lowongan pekerjaan sangat ketat. Kita bisa lihat bahwa dunia bisnis di Singapura dan negara maju lainnya bergerak terlalu cepat, dan butuh orang-orang berpengalaman di bidangnya. Detik ini saja hanya dalam menjentikkan jari, SpaceX sudah meluncurkan satelit sebegitu banyak jumlahnya dalam kurun 3 tahun terakhir dan berhasil membawa astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional tanpa membuang-buang roket bekas pakainya.
Kalau kita mau buang waktu 3 tahun untuk bersantai ketika kita kuliah, jangan harap kita bisa dengan mudah bekerja di negara lain.
Fokus
Berbagi pengalaman saja dengan kalian. Ketika aku di bangku kuliah, ada banyak godaan untuk belok ke urusan lain selain bidang yang kita tekuni semasa kuliah. Ketika itu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan ekstrakurikuler lainnya menggoda supaya ada mahasiswa yang melanjutkan "misi" mereka, ada juga Pramuka dan Pecinta Alam.
Semua ekstrakurikuler memang bagus untuk menambah pengalaman. Tapi ingat, pertanyaannya apakah bidang ekstrakurikuler tersebut bisa mendukung ketika kita mencari pekerjaan? Ingat bahwa kita bukan lagi anak-anak remaja yang bisa keluyuran menebar senyum. Ketika kuliah, kita dianggap dewasa dan seharusnya berperilaku dewasa dan selayaknya memikirkan masa depan seolah-olah kita ini sudah memiliki keluarga sendiri.
Komentar
Posting Komentar